"Pak Suni mengamuk dengan kalap. Goloknya menudingnuding wajah Pak Gutomo. Air buangan dari pabrik tempe Pak Gutomo menggenangi halaman rumahnya. Baunya busuk. Untung Rusmin dan Suminah berhasil membujuk ayahnya pulang. Tetapi persoalan belum berakhir. Pabrik tempe ayah Windradi terpaksa ditutup sementara. Pegawaipegawainya takut pada ancaman Pak Suni. Lagipula masalah air buangan ini bukan hanya masalah antara Pak Suni dan Pak Gutomo. Masalahnya menyangkut kelestarian lingkungan hidup. Air buangan berbau busuk itu juga merusak sumur penduduk. Bahkan mengancam kelestarian kehidupan ikan di sungai. Lebih jauh, mengancam kesuburan sawah penduduk. Rusmin dan Windradi prihatin memikirkan semua itu. Lebih prihatin lagi, karena persahabatan mereka yang manis kini terancam. Tetapi, kenapa tidak mencari ikhtiar untuk memanfaatkan air buangan itu? Kalau percobaan mereka berhasil, masalah mempertahankan kelestarian hidup teratasi, persahabatan mereka pun lestari ... "
Skönlitteratur och litteratur