—Sayyidina Ali bin Abi Thalib
Dari khazanah ayat, sunnah Kanjeng Rasul Saw, sampai atsar sahabat, tabi’in, dan tabi’it tabi'in, serta qaul ulama, tidak ada keterangan yang membolehkan kita bersikap keras, kasar, benci, memusuhi sedikit pun kepada orang lain, seiman maupun beda iman. Ini semua selaras betul dengan sifat agama Islam yang rahmatan lil ‘alamin, akhlak Kanjeng Rasul Saw yang karimah, serta sifat-sifat haq sang mukmin yang welas asih (wuddan) dan rendah hati (haunan).
Kita semua, dalam segala perbedaan hidup dan jalan yang memang ditakdirkanNya majemuk, adalah bermuasal sesaudara dalam derajat sama-sama “‘iyaluLlah” (“anak-anak Allah Swt”). “Semua makhluk (manusia) adalah ‘anak-anak’ Allah Swt, dan sebaik-baik anak adalah anak yang paling baik kepada anak-anak lainnya,” dawuh Kanjeng Nabi Saw.
Seyogianya, keterangan ini telah cukup untuk kita genggam selalu sebagai ajaran kerahmatan Islam. “Kita semua adalah sesaudara dalam iman; jikapun tidak, kita semua adalah sesaudara dalam kemanusiaan,” tutur Sayyidina Ali bin Abi Thalib.