Benarkah belajar bisa tanpa ujian? Atau justru ada yang bertanya,
buat apa belajar bila tidak ada ujian?
Pepatah lama yang sering dilontarkan tentang perbedaan sekolah dan kehidupan. Di
sekolah, siswa belajar kemudian ujian. Di kehidupan, siswa ujian kemudian belajar.
Pepatah itu adalah sindiran terhadap praktik belajar di sekolah yang mengkeramatkan
ujian sebagai segala-galanya. Tanpa ujian, buat apa belajar?
Padahal belajar adalah kemauan dan kemampuan alami manusia, yang telah ada
sejak kita lahir. Jadi tanpa ada ujian pun, kita secara alami tetap belajar. Justru ketika
ujian menjadi motivasi belajar, maka kita kehilangan kenikmatan belajar. Belajar jadi
terpaksa semata mengejar nilai ujian. Selesai ujian, semua materi pelajaran dilupakan.
Pada edisi ini, para guru berbagi praktik cerdas melakukan asesmen otentik. Proses
ujian yang bermakna dan menyenangkan sebagaimana proses belajar itu sendiri. Bila
membaca tulisan dan melihat fotonya, anda akan menyaksikan anak-anak yang
bergembira mengikuti ujian. Seolah mereka tidak sedang ujian. Seolah mereka belajar
tanpa ujian.
Pada akhirnya, mari membaca dan belajar. Bila memang ada hal baik dari surat kabar
ini, praktikkan dan sebarkan ke rekan guru yang lain.