adalah tanda keberhasilan, keterampilan yang menjamin kesuksesan. Sekarang kita berada di dunia yang
penuh perubahan, membaca adalah kompetensi esensial untuk belajar sepanjang hayat. Dulu belajar membaca adalah tentang teknik merangkai huruf dan suku kata di bangku sekolah. Sekarang kita perlu mendefinisikan ulang, bahwa membaca adalah memahami makna. Dimulai sejak anak menggunakan inderanya, berinteraksi dengan emosi, simbol atau bahkan membedakan kanan kiri. Dulu tugas mengajar membaca adalah tugas guru usia dini semata. Sekarang, semua guru seharusnya mengaku sebagai guru bahasa. Karena belajar membaca diperlukan di berbagai pelajaran, membaca data dan simbol berbagai rupa, membaca teks lintas disiplin yang berkait pemahaman dan penggunaan ilmu pengetahuan. Sayangnya, dunia pendidikan masih berkutat dengan berbagai hambatan. Hal ini terjadi terutama karena membaca ditempatkan sebagai tujuan. Lebih cepat, lebih banyak dan rangkaian perlombaan mekanikal lain yang selalu diperdebatkan. Pelajaran membaca kita harus ditempatkan essensial dalam perencanaan, pengajaran dan penilaian pendidikan. Lebih relevan, lebih beragam dan pencapaian bermakna lain yang perlu dicanangkan. Dalam pendidikan, hal ini tentu tidak berdiri sendiri, apalagi hanya menjadi agenda sebagian pustakawan atau relawan.